Kamis, 03 Desember 2015

kerajaan banten








Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang “Kerajaan Banten. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :

1.   Bpk. Widhiyanto S.pd. Ing M.pd selaku kepala sekolah

2    Bpk. Muhammad Mafthukh Spd.I  selaku Guru Mata Pelajaran

3.   Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi

4.   Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan   laporan ini 

            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.



Prembun, November 2015

Penyusun





Daftar Isi

Kata Pengantar . . . . . .  . . . . . . . .  .  . . . . . .  . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . .  1

 Daftar Isi    . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2

Isi       . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

        Sejarah berdirinya Kerajaan Banten . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3

        Raja yang berkuasa  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

        Puncak Kejayaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

        Peperangan & pemberontakan  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5

        Kemunduran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6

        Peninggalan Sejarah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  7

        Wilayah Kekuasaan  . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

Daftar Pustaka   . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . .8



                                                                                                                                               











 ISI
Sejarah berdirinya Kerajaan Banten

 Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang terletak di Provinsi Banten. Pada awalnya,kerajaan Banten berada dibawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Kemudian, Banten direbut dan diperintah oleh Fatahillah dari Demak. Pada tahun 1552, Fatahillah menyerahkan Banten kepada putranya, Hasanuddin,karena ia akan pergi berdakwah islam ke Cirebon. Di bawah pimpinan Hasanuddin banten berhasil memisahkan diri dari kerajaan Demak .Sejak itulah berdiri Kerajaan Banten .

 Kerajaan Banten pertama kali dipimpin oleh Sultan Hasanuddin,yang  memerintah pada tahun 1522-1570. Sultan Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan memperluas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera Selatan.



Raja-raja yang berkuasa

  Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin (1552 – 1570 )

   Maulana Yusuf atau Pangeran  Pasareyan (1570 – 1585 )

   Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana
       (1585 –  1596 )

  Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau  Pangeran  Ratu (1596 – 1647 )

  Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (1647 – 1651 )

  Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah (1651-1682)

  Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683 – 1687) 
  Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya (1687 – 1690)


  Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin (1690 – 1733)

  Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin (1733 – 1747 )

  Ratu Syarifah Fatimah (1747 – 1750 )

  Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadir (1753 – 1773 )

  Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin (1773 – 1799)

  Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799 – 1803)

  Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin (1803 – 1808)

  Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1809 – 1813)

Puncak Kejayaan

Kerajaan Banten mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi upah kepada pekerja Eropa. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang Belanda yang terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan VOC yang telah memblokade kapal dagang menuju Banten. Selain itu, Banten juga melakukan monopoli lada di Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan negara-negara lain sehingga Banten menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya berkembang dengan pesat.



Peperangan dan Pemberontakan

Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja Inggris di London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan persenjataan.  Dalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC.

Sultan Ageng bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.

Sementara VOC terus mengejar dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng yang masih berada dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf. Pada 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung Surapati yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, di mana pada 14 Desember 1683 mereka berhasil menawan Syekh Yusuf. Sementara setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan diri. Kemudian Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput Pangeran Purbaya, dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia, mereka berjumpa dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun terjadi pertikaian di antara mereka, puncaknya pada 28 Januari 1684, pos pasukan Willem Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Untung Surapati beserta pengikutnya menjadi buronan VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya sendiri baru pada 7 Februari 1684 sampai di Batavia.

Kemunduran Kerajaan Banten

Kerajaan Banten mengalami kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh VOC dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian Sultan Ageng bersama dua putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa mundur dan pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng berhasil ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desember 1683, Syekh Yusuf juga berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran purbaya akhirnya menyerahkan diri.
Lampung pada tahun 1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat surat perjanjian bahwa Hak monopoli perdagangan lada Lampung jatuh ketagan VOC. Sultan Haji meninggal pada mendapat persetujuan Gubernur Jendral Hindian Belanda di Batavia.
Terpilihlah Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya sebagai pengganti Sultan Haji kemudian digantikan oleh Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Aabidin. Pada tahun 1808-1810, Gubernur Hindia Jenderal Belanda menyerang Banten pada masa pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.
Penyerangan tersebut akibat Sultan menolak permintaan Hindia Belanda untuk memindahkan ibu kota Banten ke Anyer. Pada akhirnya, tahun 1813 Banten telah runtuh ditangan Inggris.



Peninggalan Islam

1.       Keraton Surosowan

2.       Masjid Agung Banten

  3.      Mesjid Pacinan Tinggi

4.       Keraton Kaibon

5.      Mesjid Koja

6.      Benteng Spelwijk

7.      Watu Gilang

8.      Makam Kerabat Sultan

9.      Mesjid Agung Kenari

10.   Benda –benda di Museum Banten

Wilayah Kekuasaan

Wilayah kekuasaan Banten meliputi bagian barat Pulau Jawa, seluruh wilayah Lampung, dan sebagian wilayah selatan Jawa Barat.



                                                                                   

 





Daftar Pustaka