Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang “Kerajaan Banten”. Laporan ini disusun
sebagai salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI).
Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Bpk.
Widhiyanto S.pd. Ing M.pd selaku kepala sekolah
2 Bpk. Muhammad Mafthukh Spd.I selaku Guru Mata Pelajaran
3. Orang
tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
4. Rekan-rekan
satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan,
ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Prembun, November 2015
Penyusun
Daftar
Isi
Kata Pengantar . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
Sejarah berdirinya Kerajaan Banten . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .3
Raja yang
berkuasa . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
Puncak Kejayaan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .4
Peperangan
& pemberontakan . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
Kemunduran . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .6
Peninggalan
Sejarah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 7
Wilayah
Kekuasaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . 7
Daftar Pustaka .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .8
ISI
Sejarah berdirinya Kerajaan Banten
Kerajaan Banten merupakan kerajaan
Islam yang terletak di Provinsi Banten. Pada awalnya,kerajaan Banten berada
dibawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Kemudian, Banten direbut dan diperintah
oleh Fatahillah dari Demak. Pada tahun 1552, Fatahillah menyerahkan Banten
kepada putranya, Hasanuddin,karena ia akan pergi berdakwah islam ke Cirebon. Di
bawah pimpinan Hasanuddin banten berhasil memisahkan diri dari kerajaan Demak
.Sejak itulah berdiri Kerajaan Banten .
Kerajaan Banten
pertama kali dipimpin oleh Sultan Hasanuddin,yang memerintah pada tahun 1522-1570. Sultan Hasanuddin berhasil
membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan memperluas sampai ke daerah
Lampung, penghasil lada di Sumatera Selatan.
Raja-raja yang berkuasa
Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin
(1552 – 1570 )
Maulana Yusuf atau Pangeran
Pasareyan (1570 – 1585 )
Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana
(1585 – 1596 )
(1585 – 1596 )
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran
Ratu (1596 – 1647 )
Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (1647 – 1651 )
Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah (1651-1682)
Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul
Qahar (1683 –
1687)
Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya (1687 – 1690)
Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya (1687 – 1690)
Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin (1690 – 1733)
Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin (1733 – 1747 )
Ratu Syarifah Fatimah (1747 – 1750 )
Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadir (1753 – 1773 )
Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin (1773 – 1799)
Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799 – 1803)
Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin (1803 – 1808)
Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin
Zainussalihin (1809 – 1813)
Puncak
Kejayaan
Kerajaan Banten
mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).
Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi upah kepada
pekerja Eropa. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang Belanda yang
terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan VOC yang telah memblokade
kapal dagang menuju Banten. Selain itu, Banten juga melakukan monopoli lada di
Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan negara-negara lain sehingga
Banten menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya berkembang dengan
pesat.
Peperangan dan
Pemberontakan
Sekitar tahun 1680 muncul
perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan
pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji.
Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang memberikan dukungan kepada
Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam
memperkuat posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang
utusannya, menemui Raja Inggris di
London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta
bantuan persenjataan. Dalam
perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan
yang disebut dengan Tirtayasa,
namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan
Haji bersama VOC.
Sultan Ageng bersama
putranya yang lain Pangeran
Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda.
Namun pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian
ditahan di Batavia.
Sementara VOC terus
mengejar dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng yang masih berada
dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf. Pada 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung
Surapati yang
berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan
pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan
dan Dayeuh Luhur, di mana pada 14 Desember 1683 mereka berhasil menawan Syekh Yusuf. Sementara
setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan diri.
Kemudian Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput
Pangeran Purbaya, dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia,
mereka berjumpa dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun
terjadi pertikaian di antara mereka, puncaknya pada 28 Januari 1684, pos pasukan Willem
Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Untung Surapati beserta pengikutnya
menjadi buronan VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya sendiri baru pada 7 Februari 1684 sampai di Batavia.
Kemunduran Kerajaan Banten
Kerajaan
Banten mengalami kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng
dengan putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini
dimanfaatkan oleh VOC dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian Sultan Ageng
bersama dua putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf
terpaksa mundur dan pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683
Sultan Ageng berhasil ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14
Desember 1683, Syekh Yusuf juga berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran purbaya
akhirnya menyerahkan diri.
Lampung pada tahun 1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat surat perjanjian bahwa Hak monopoli perdagangan lada Lampung jatuh ketagan VOC. Sultan Haji meninggal pada mendapat persetujuan Gubernur Jendral Hindian Belanda di Batavia.
Terpilihlah Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya sebagai pengganti Sultan Haji kemudian digantikan oleh Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Aabidin. Pada tahun 1808-1810, Gubernur Hindia Jenderal Belanda menyerang Banten pada masa pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.
Penyerangan tersebut akibat Sultan menolak permintaan Hindia Belanda untuk memindahkan ibu kota Banten ke Anyer. Pada akhirnya, tahun 1813 Banten telah runtuh ditangan Inggris.
Lampung pada tahun 1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat surat perjanjian bahwa Hak monopoli perdagangan lada Lampung jatuh ketagan VOC. Sultan Haji meninggal pada mendapat persetujuan Gubernur Jendral Hindian Belanda di Batavia.
Terpilihlah Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya sebagai pengganti Sultan Haji kemudian digantikan oleh Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Aabidin. Pada tahun 1808-1810, Gubernur Hindia Jenderal Belanda menyerang Banten pada masa pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.
Penyerangan tersebut akibat Sultan menolak permintaan Hindia Belanda untuk memindahkan ibu kota Banten ke Anyer. Pada akhirnya, tahun 1813 Banten telah runtuh ditangan Inggris.
Peninggalan
Islam
2.
Masjid Agung
Banten
3. Mesjid Pacinan Tinggi
4.
Keraton Kaibon
5.
Mesjid Koja
6.
Benteng Spelwijk
7.
Watu Gilang
8.
Makam Kerabat Sultan
9.
Mesjid Agung Kenari
10. Benda –benda di Museum Banten
Wilayah Kekuasaan
Wilayah kekuasaan Banten meliputi bagian barat Pulau Jawa,
seluruh wilayah Lampung, dan sebagian wilayah selatan Jawa Barat.
Daftar
Pustaka
https://ganepm2k.wordpress.com/2013/11/11/makalah-kerajaan-banten/ diakses tanggal 27 Oktober 2015 jam 12.26
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/11/29/me846i-inilah-puncak-kejayaan-kesultanan-banten
diakses tanggal 26 Oktober 2015 pukul 13:30
file:///F:/Kesultanan%20Banten%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
diakses tanggal 26 Oktober 2015 pukul 13:45